Ini Cerita Pahit Korban Perkosaan Oleh 4 Pria Biadap di Bengkulu Selatan

korban

 

LINTASBENGKULU. COM,  Bengkulu Selatan – Sekitar pukul 11.31 WIB, Selasa (09/05/17) siang tadi lima orang perempuan yang tergabung dalam organisai Ikatan Kartini Profesional RI (IKAPRI) Kabupaten Bengkulu Selatan berkunjung ke tempat kediaman De (26), korban perkosaan pada Sabtu (07/5/17) yang lalu.

Kunjungan tersebut merupakan bentuk kepedulian sesama perempuan terhadap De yang baru saja mendapat musibah perkosaan oleh 4 orang pria biadap yang saat ini telah mendekam di sel tahanan Mapolres Bengkulu Selatan.
Kepada Ibu-ibu Kartini,  De mengaku kalau dirinya diperlakukan seperti binatang oleh ke empat pria bejat itu.
“Saya sama suami saya itu sudah empat hari pisah ranjang, selama 4 hari itu saya tinggal di rumah kakak saya di Pasar Manna, kebetulan ibu saya masuk rumah sakit. Nah, pada hari sabtu itu suami saya datang dan berjanji akan menjemput saya pada malam harinya untuk mencari solusi permasalahan yang ada dalam keluarga kami, ” kata De.
Lanjut cerita De,  pada malam harinya, suaminya yakni Za pun menepati janji, lalu datang menjemput Istrinya itu.
“Sebelum ke arena sirkuit balap motor Padang Panjang,  kami mutar-mutar dahulu ke pantai pasar bawah,” ujar korban.
Di pantai Pasar Bawah kedua suami istri ini hanya lewat saja, dan langsung menuju arena sirkuit balap motor Padang Panjang, selanjutnya ngobrol di atas motor.
“Paling baru sekitar 15 menit kami ngobrol, tiba-tiba datanglah pelaku dari belakang dan langsung membekap, memukuli dan menyeret suami saya ke semak-semak, ” ujar De.
Sementara korban De yang saat itu berpakaian lengkap yang masih duduk diatas motor dengan menggunakan switer dan memakai celana jeans itu,  juga di bekap dan ditelanjangi paksa oleh pelaku.
“Aku masih duduk diatas motor, celan jeans yang saya pakai itu di tarik dan dilepas paksa oleh pelaku. Karena merasa malu switer yang saya pakai saya turunkan untuk menutupi,” katanya.
Setelah itu korbanpun ikut di seret ke semak-semak ke tempat suaminya, lalu keduanya didudukan bersama.
“Aku tanya sama suami aku,  kenapa kamu di pukuli.  Jawab suami saya, mereka menginginkan kamu dek,” beber korban kepada ibu-ibu IKAPRI.
Menurut korban De,  saat itu suaminya menolak permintaan ke empat pelaku. Karena menolak permintan pelaku tersebut, Za suaminya korban kembali dihajar dan di pukuli pelaku hingga babak belur, bahkan pelakupun sempat berunding sesama mereka dan berencan membunuh suaminya.
“Ughang (mereka pelaku-red) itu
berunding ndak munuah laki aku (mau membunuh suami saya) karena suami saya tidak mengizinkan pelaku memperkosa saya. Kitau bunuh sajau lakiau ni,  udim tu kitau capakah kelembak kampung lumpur tu (kita bunuh saja suaminya,  setelah itu kita buang kelumpur),” De menceritakan.
Lanjut cerita korban,  karena De tidak ingin suaminya di bunuh oleh pelaku. De pun meminta kepada suaminya agar merelakan dirinya melayani nafsu bejat para pelaku.
“Relakanlah saya cik,   yang penting kamu selamat, sayapun selamat,” kata De, memohon kepada suaminya agar merelakan dirinya,  pada peristiwa itu. 
Saat itu suami korban sempat mencoba lari dan kabur dari sekapan pelaku, namun nahas Za dikejar dan berhasil ditangkap pelaku.
Karena suaminya Za tidak berdaya lagi, De pun diperlakukan seperti binatang oleh keempat pelaku.
“Aku merasakan pelaku yang berbadan besar itu pada kemaluannya dipasang tasbih. Nah, setelah menyetubuhi saya secara bergiliran oleh ketiga pelaku tersebut, saat saya disuruh nungging dan telungkup ada lagi yang menyetubuhi saya, tapi tidak terasa lagi adanya tasbih.  Sebab setelah ketiganya itu, pelaku memanggil temannya lagi, dul dul dul cepatlah sini,” kata korban bercerita sambil meneteskan air mata.
Korban tidak ingat lagi,  bisa jadi ke empatnya itu memperkosanya. Setelah selesai disetubuhi oleh pelaku yang ke empat,  kata De. Ternyata dirinya kembali dihajar oleh pelaku yang bertasbih.
“Setelah yang keempat tadi, saya merasakan lagi ada lagi tasbih itu,” tuturnya.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku menyerahkan kontak motor korban, lalu di suruh pulang. Sembari berpesan kepada korban dan suaminya agar peristiwa itu jangan sampai diketahui orang lain dan di ancam akan di bunuh apabila sampai melapor ke pihak kepolisian.
Tetap tidak terima dengan perlakuan terhadap korban,  Za dan De langsung menuju Mapolres Bengkulu Selatan untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun sesampainya di depan penjagaan Polres BS,  Za (suami korban) terjatuh lalu pingsan persis didepan SPKT Mapolres BS.
Usai memberikan dorongan semangat kepada korban, De dengan di dampingi suaminya Za, diajak oleh Ibu-ibu IKAPRI BS,  yang diketuai Sri Kahar itu ke klinik Bidan Mak Rivo, guna untuk memeriksakan kesehatan korban. (tom

Response (1)

  1. pelaku harus segera di tangkap,
    dan sebagai hukuman patahin lutut mereka biar cacat seumur hidup, ini tidak bisa didiami,
    klu ada yg dr pihak pelaku yg ga puas dengan komen saya, hubungi saya tel,085267863225

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *