Pembangunan Jembatan Manulah Bengkulu-Lampung Dilanjutkan

Pembangunan Jembatan Manulah Bengkulu-Lampung Dilanjutkan
Pembangunan Jembatan Manulah Bengkulu-Lampung Dilanjutkan
Pantai Manulah Dijadikan Tempat Pembuangan Limbah PT CTA
Pantai Manulah Tempat Pembuangan Limbah PT CTA

Lintas Bengkulu, Kaur -Pada tahun 2013 – 2014 yang lalu, jembatan sungai Manulah di Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur ini pernah di bangun oleh PT. Nindya Karya (NK), dengan nilai Kontrak Rp 69 Miliar. Namun Pembangunan jembatan yang berada di perbatasan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Lampung tersebut terhenti.

Informasi diperoleh dari Rian, pelaksana PT Cahaya Tunggal Abadi (CTA), yang merupakan pemenang tender pengerjaan lanjutan jembatan Manulah saat ini. Terhentinya pembangunan jembatan Manulah pada tahun 2014 yang lalu itu, akibat anggaran untuk membangun jembatan kebanyakan di gunakan untuk galian cadas, selain untuk jembatan dan pembukaan badan jalan, katanya.
“Informasi yang saya peroleh,  volume galian cadas yang dikerjakan PT NK saat itu sudah melebihi volume dalam kontrak. Jadi mau tak mau pembangunan jembatan tersebut terhenti, karena anggaran untuk pembangunan jembatan terkuras untuk galian cadas. Ya  begitu informasinya,” kata Rian, kepada lintasbengkulu.com.
Dilanjutkan Rian, untuk tahun 2016 ini dana pembangunan jembatan Manula yang di kerjakan PT CTA nilai kontraknya Rp63.137.696.000,00, dan lama masa pekerjaan selama 10 bulan. Konsultan perencananya PT Giri Tama Persada, pungkasnya.

Dilain pihak, Heri Prayudi, aktivis Lsm GAMAK (Gerakan Masyarakat Anti Korusi) mengungkapkan, proyek jembatan Manulah yang diputus kontrak itu, yang dikerjakan PT NK pada tahun 2013-2014 tersebut sebelumnya pernah di periksa oleh oknum kepolisian dari Polda Bengkulu. Setelah pihak dari Polda melakukan penyelidikan ternyata permasalahan proyek itu lagi di tangani pihak Kejakasaan Negeri Kaur, sehingga mereka mundur teratur, ujarnya.

“Proyek jembatan Manulah yang dikerjakan PT Nindya Karya tahun 2013-2014 yang lalu itu pernah di periksa Polda Bengkulu. Namun karena sudah duluan diperiksa pihak Kejari Kaur, maka penyidik Polda akhirnya mundur,” jelas Heri Prayudi.
Sementara untuk pekerjaan jembatan Manulah yang dikerjakan oleh PT CTA ini, Heri mngesalkan, pengerjaan penggusuran tanah yang sedang berlangsung tersebut, dari pantauannya, tanah yang dugusur itu di buang ke tepi sungai. “Parahnya lagi, limbah galian tanah itu juga di buang ke tepi pantai, sehingga tanah limbah di bawa air hujan masuk ke tepi laut,” ujarnya. (Rza)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *